MINAHASA | NYIURNEWS.com – Mangkraknya bangkai kapal Elsiti Mekar Dua selama tiga tahun di Pantai Bulo Tateli Weru, Kecamatan Pineleng, bukan sekadar pemandangan buruk – ini adalah bencana ekologi dan ekonomi yang dibiarkan berlarut-larut. Laut yang seharusnya menjadi sumber kehidupan bagi para nelayan kini berubah menjadi labirin besi tua yang menghalangi perahu-perahu mereka. Para nelayan yang bergantung pada laut untuk mencari nafkah kini menghadapi tantangan berat, dan kesabaran mereka semakin menipis.
Ketua Umum Brigade Nusa Utara, Stenly, menegaskan bahwa aparat penegak hukum (APH) harus segera bertindak. “Siapapun pemilik bangkai kapal ini, segera angkat dari wilayah para nelayan! Kami tidak bisa tinggal diam melihat masyarakat pesisir kehilangan mata pencaharian mereka,” serunya lantang. Ia menyoroti bahwa keberadaan kapal ini bukan hanya soal estetika pantai, tetapi juga mengancam ekosistem laut yang menjadi sumber penghidupan banyak orang.
Di sisi lain, Ketua GMPM (Gerakan Masyarakat Peduli Mandolang), Yuli, menolak segala bentuk kompromi dengan pemilik kapal, yang diduga berinisial KS. Ia menegaskan bahwa Pantai Bulo Tateli Weru memiliki potensi wisata luar biasa dengan panorama Pulau Manado Tua dan Bunaken yang dapat dinikmati langsung dari pesisir. Namun, keindahan itu kini tercemar oleh bangkai kapal yang teronggok tak terurus. “Pengunjung tak lagi datang seperti dulu. Usaha wisata di sekitar sini mati suri!” tegasnya.
Dampak ekonomi dari keberadaan kapal ini sangat dirasakan warga. Noldi Petrus, salah satu pelaku usaha wisata, mengungkapkan bahwa pendapatan masyarakat anjlok drastis sejak kapal tersebut dibiarkan teronggok di lokasi. “Tiga tahun lalu, pantai ini selalu ramai, terutama di hari libur. Sekarang, kami hanya bisa melihat pengunjung berkurang, retribusi yang dulu membantu pembangunan gereja dan desa pun menghilang. Ini tidak bisa dibiarkan lebih lama!” katanya dengan nada penuh kekecewaan.
Masyarakat kini berada di titik puncak kemarahan. Jika dalam waktu dekat tidak ada tindakan konkret dari pemilik kapal maupun aparat berwenang, aksi massa besar-besaran tak bisa dihindari. “Kami siap turun ke jalan! Jika pihak berwenang tak bertindak, maka kami sendiri yang akan membuat mereka mendengar suara kami!” Tegas Noldi, mewakili gelombang keresahan warga. Pemerintah dan kepolisian kini dituntut untuk segera bertindak sebelum situasi semakin memanas. (John Pade/*)













