๐—๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐˜๐—ฎ๐—ป ๐—›๐—ฎ๐˜๐—ถ ๐—ž๐—ฒ๐—น๐˜‚๐—ฎ๐—ฟ๐—ด๐—ฎ ๐—ฃ๐—ฒ๐˜๐˜‚๐—ด๐—ฎ๐˜€ ๐—ž๐—ฒ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐˜€๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—ป: “๐—š๐—ฎ๐—ท๐—ถ ๐—ฆ๐˜‚๐—ฎ๐—บ๐—ถ ๐—ฆ๐—ฎ๐˜†๐—ฎ ๐——๐—ถ๐—บ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ข๐—ธ๐—ป๐˜‚๐—บ ๐—•๐—ฒ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ ๐—ง๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐—น๐—ฎ!”

Avatar photo
Ket foto: Tangis Keluarga Tukang Sampah: Gaji Raib, Camat dan Walikota Diminta Tegas! (Foto: istimewa)

MANADO | NyiurNews.com โ€“ Dugaan praktik busuk seorang oknum bendahara Kecamatan Tikala berinisial GP akhirnya terbongkar! Stenly Stevanus Lumewan (34), seorang pekerja pengangkut sampah, bersama istrinya, mengungkap fakta mengejutkan tentang pemotongan gaji yang seharusnya digunakan untuk membayar ganti rugi sebuah kendaraan. Ironisnya, uang itu ada beberapa bulan tak pernah sampai ke tangan yang berhak!

Dari gaji Rp2,6 juta per bulan, Stenly mengalami pemotongan sebesar Rp500 ribu selama 14 bulan. Uang itu seharusnya disetorkan kepada pemilik kendaraan, Bapak Onal, sebagai ganti rugi atas insiden yang melibatkan gerobak sampahnya. Namun, sejak Juni 2024, oknum bendahara GP diduga tidak lagi menyetorkan uang tersebut! Stenly dan istrinya baru menyadari kejanggalan ini setelah Bapak Onal menginformasikan bahwa pembayaran mereka masih tertunggak sekitar Rp4 juta. Sebuah pukulan keras bagi keluarga kecil ini!

Ket foto: Gaji Tukang Sampah Diduga Ditelan Oknum Bendahara: Pejabat Tikala Diminta Tegas! (Foto: istimewa)

Lebih parah lagi, oknum bendahara GP diduga jarang masuk kantor! Tiga kali pasangan ini mendatangi Kantor Camat Tikala, namun batang hidung serta bayangan GP pun tak terlihat. Sejumlah pegawai yang enggan disebut namanya membenarkan bahwa oknum tersebut jarang masuk kantor! Sebuah kelalaian fatal bagi seorang pejabat yang memegang kendali keuangan! Di mana pengawasan Camat? Bagaimana mungkin seorang pegawai bisa sebebas ini bermain dengan uang rakyat?

Saat dikonfirmasi melalui WhatsApp, oknum GP justru berkelit. “Nanti kita bayar jo minggu depan… yang bulan Juni punya, minta sendiri pa kasub,” demikian kutipan pesannya. Sebuah pernyataan yang tidak hanya menunjukkan sikap lepas tangan, tetapi juga membuktikan dugaan permainan kotor dalam pengelolaan keuangan Kecamatan Tikala. Jika ini bukan korupsi, lalu apa namanya?

“Bukti chat WhatsApp antara Bapak Stenly dan oknum bendahara Tikala berinisial GP mengungkap fakta baru. Apakah ini menjadi titik terang dalam dugaan penyalahgunaan wewenang? Simak selengkapnya!”

Kasus ini harus menjadi alarm bagi Walikota, Wakil Walikota, serta Camat Tikala! Bagaimana bisa seorang pegawai yang malas masuk kantor diduga bebas mengelola uang gaji rakyat? Dimana tanggung jawab mereka sebagai pemimpin? Jika kasus ini terus dibiarkan, apakah ini menjadi sinyal bahwa ketidakadilan di birokrasi Tikala sudah dianggap hal biasa?

Hingga berita ini diturunkan, oknum bendahara GP masih belum mengganti uang Rp4 juta yang telah dirampasnya secara tidak sah dari gaji Stenly. Redaksi Nyiur News sudah mencoba menghubungi GP melalui nomor pribadinya, namun tidak ada tanggapan. Sebuah sikap yang semakin memperkuat dugaan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan!

Kini, masyarakat menunggu sikap tegas dari pemerintah daerah. Apakah Walikota dan jajarannya akan membiarkan skandal ini berlalu begitu saja? Atau berani menunjukkan keberpihakan pada keadilan dengan menindak tegas oknum tak bertanggung jawab ini? Kita lihat siapa yang benar-benar berpihak pada rakyat!

โœ๏ธ Penulis: Om Lole.