Satu-satunya legislator perempuan Sulut itu dinilai hadir mendengar langsung aspirasi publik pada momentum Hari Antikorupsi.
MANADO, NyiurNews.com — Sekretaris Wilayah Indonesia Tengah Kibar Nusantara Merdeka, Donny Liow—akrab disapa Om Lole —mengapresiasi langkah Anggota DPRD Sulut, Jeane Laluyan, yang turun langsung menemui peserta aksi damai memperingati Hari Antikorupsi di depan Kantor DPRD Sulawesi Utara, Selasa (9/12/2025). Menurut Om Lole, kehadiran Laluyan menunjukkan keberanian dan kepedulian seorang wakil rakyat untuk membuka ruang dialog dengan masyarakat dari berbagai elemen aktivis, LSM, dan organisasi kemasyarakatan.
Dalam pertemuan tersebut, Jeane dan beberapa anggota Dewan mendengarkan satu per satu keluhan dan aspirasi yang disampaikan para ketua lembaga serta perwakilan peserta aksi. Sikapnya yang merakyat dan tidak menjaga jarak dinilai memberikan gambaran positif mengenai budaya politik di DPRD Provinsi Sulut. “Ibu Jeane tidak hanya hadir, tetapi benar-benar mau mendengar. Ini langkah penting yang jarang dilakukan,” ujar Om Lole, menilai pertemuan tersebut sebagai contoh praktik keterbukaan institusi legislatif.

Laluyan dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa seluruh masukan dari peserta aksi akan menjadi catatan penting bagi dirinya dan DPRD Sulut. Ia menegaskan komitmen untuk mendorong pemerintah daerah menjaga tata kelola yang bersih. “Aspirasi yang disampaikan hari ini sangat berarti. Kami akan menindaklanjuti sesuai mekanisme di DPRD,” kata Laluyan. Sikap terbuka itu memperkuat citra positif DPRD Sulut sebagai lembaga yang bersedia menjembatani kepentingan publik dan memperluas ruang dialog dengan masyarakat.
Di sisi lain, para peserta aksi menyoroti absennya sejumlah anggota DPRD Sulut lainnya yang memilih tetap berada di dalam gedung tanpa berinisiatif menemui massa. Sikap itu dinilai aktivis sebagai bentuk ketidaksensitifan wakil rakyat terhadap isu publik, terutama pada momentum Hari Antikorupsi yang menuntut keterbukaan dan keberanian moral. Beberapa peserta aksi bahkan menilai ketidakhadiran mereka sebagai “cermin jauhnya sebagian legislator dari denyut suara masyarakat,” sebuah kontras mencolok dibandingkan langkah Jeane Laluyan dan Beberapa anggota Dewan yang turun langsung membuka ruang dialog.
//VIT*













