Oleh : Donny Liow
“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Filipi 4:6)
Dalam perjalanan hidup ini, ada saat-saat di mana badai menghantam begitu keras, gelombang kehidupan mengguncang perahu kecil iman kita. Kekhawatiran datang bagai angin dingin yang menusuk, merampas damai sejahtera dari hati. Pikiran kita berlari ke segala arah, mencari solusi, memutar rencana, tetapi tetap saja, kehampaan terasa mendominasi.
Namun, firman Tuhan mengingatkan: “Jangan kuatir.” Bukan sekadar perintah, melainkan janji bahwa di balik kekhawatiran kita, ada Tuhan yang memegang kendali. Ketika dunia berkata, “Semua bergantung padamu,” Tuhan justru berbisik lembut, “Serahkanlah kepada-Ku.”
Bukankah Dia yang menghitung rambut di kepalamu? Bukankah Dia yang memberi makan burung di udara, yang tak pernah menabur, tak pernah menuai? Bukankah Dia yang menumbuhkan bunga bakung di ladang, yang tak pernah menjahit, namun mengenakan keindahan melebihi kemuliaan Salomo? Jika demikian, mengapa kau ragu?
Ketika doa menggantikan kekhawatiran, langit yang kelabu berubah menjadi langit penuh janji. Dalam doa, kita tak hanya berbicara; kita menyerahkan. Dalam permohonan, kita tak hanya meminta; kita percaya. Dalam ucapan syukur, kita mengakui bahwa tangan Tuhan tak pernah gagal bekerja.
Berhentilah sejenak. Lihatlah betapa Tuhan telah menata hidupmu hingga saat ini. Ketika rencanamu gagal, itu karena rancangan-Nya jauh lebih indah. Ketika pintu tertutup, itu karena Dia ingin membawamu ke pintu yang lebih besar. Ketika jalan terasa buntu, itu karena Dia sedang membuka jalan baru yang tak pernah kau pikirkan.
Pejamkan matamu, renungkan lah ini: Jika Tuhan yang mengatur, apalagi yang perlu kau kuatir kan? Jika Dia yang menuntun, bukankah jalanmu pasti aman? Ketika hidupmu ada di tangan Sang Pemilik Semesta, maka kekacauan berubah menjadi ketenangan, ketakutan berubah menjadi keberanian, dan kekhawatiran berubah menjadi iman.
Sebab itu, bangkitlah, hai jiwa yang letih. Berjalanlah dengan kepala terangkat tinggi, bukan karena kau tahu semua jawabannya, melainkan karena kau tahu siapa yang memegang masa depanmu. Dalam setiap langkah, ingatlah: Tuhan tidak pernah meninggalkanmu, tidak sedetik pun.
Maka bernyanyilah: “Tuhanku adalah Gembalaku yang setia, takkan pernah aku kekurangan.
Di padang rumput yang hijau nan subur, Dia menyegarkan jiwaku dengan kasih-Nya.
Bahkan dalam lembah kelam dan bayang-bayang maut, hatiku tetap teguh,
Sebab gada dan tongkat-Mu, ya Tuhan, menjadi penghiburan dan kekuatanku selamanya.”
Hari ini, lepaskan kekhawatiranmu. Serahkan segalanya kepada Tuhan, sebab ketika Dia yang mengatur, apa pun hasilnya akan selalu baik. Percayalah, harapanmu tidak akan sia-sia.













