Manado, nyiurnews.com – Kota Manado, Sulawesi Utara, akan menjadi tuan rumah International Conference of Sustainable Coral Reefs pada 13-15 Desember 2024. Dengan tema “Sustaining Coral Reefs: Science, Conservation, Resilience, and Development”, acara ini menegaskan peran penting Indonesia, khususnya Sulawesi Utara, dalam menjaga ekosistem laut global. Sebagai gerbang utama ke Segitiga Terumbu Karang, kawasan dengan biodiversitas laut tertinggi di dunia, Manado menjadi lokasi strategis untuk pusat diskusi ilmiah dan konservasi global.
Peran Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey (OD), menegaskan bahwa konferensi ini menjadi bagian dari visi strategis pemerintah provinsi untuk memperkuat sektor kelautan sebagai pilar pembangunan berkelanjutan. “Konferensi ini adalah momentum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Sulawesi Utara tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga berkomitmen menjaga ekosistem laut melalui pendekatan berbasis ilmu pengetahuan,” ungkap Olly.
Wakil Gubernur, Steven Kandouw (SK), menambahkan bahwa kehadiran lebih dari 140 ilmuwan dari 22 negara adalah kesempatan besar bagi Sulawesi Utara untuk belajar dan berbagi praktik terbaik. “Ini bukan hanya soal pameran keindahan alam kita, tetapi juga langkah nyata untuk memastikan terumbu karang dan sumber daya laut tetap lestari,” ujar Steven.
Peran Pemerintah Kota Manado
Walikota Manado, Andrei Angouw (AARS), menyampaikan rasa bangga atas kepercayaan yang diberikan kepada Manado sebagai tuan rumah. “Manado bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga kota yang siap mendukung konferensi internasional dengan infrastruktur modern dan masyarakat yang ramah,” kata Andrei.
Wakil Walikota, Ricard Sualang, menekankan pentingnya melibatkan masyarakat lokal dalam upaya konservasi laut. “Melalui kegiatan seperti transplantasi terumbu karang di Taman Laut Bunaken, kami ingin memastikan bahwa manfaat acara ini dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.
Agenda dan Harapan
Konferensi ini akan menampilkan presentasi dari Universitas Sam Ratulangi tentang kekayaan molluska di perairan Sulawesi Utara, serta teknologi terkini dari Tiongkok dan Jepang untuk memantau dampak perubahan iklim terhadap terumbu karang. Menteri Kelautan dan Perikanan RI dijadwalkan membuka acara, sementara Menteri PPN/Kepala Bappenas akan meluncurkan dokumen strategis “Terumbu Karang Indonesia: Masa Kini dan Masa Depan”.
Sebagai acara puncak, transplantasi terumbu karang di Taman Laut Bunaken pada 15 Desember akan menjadi simbol komitmen global untuk merehabilitasi ekosistem laut. “Dengan potensi ekonomi global terumbu karang yang mencapai USD 2,5 miliar per tahun, kita harus memastikan bahwa upaya konservasi ini berjalan seiring dengan keberlanjutan,” tegas Olly Dondokambey.
Manado: Pusat Konservasi dan Keberlanjutan Laut
Dikenal sebagai “Surga di Utara”, Manado tidak hanya menawarkan keindahan alam seperti Taman Laut Bunaken, tetapi juga kuliner khas dan budaya yang memikat. Konferensi ini memperkuat posisi Manado sebagai pusat pengembangan ilmu kelautan di kawasan Asia-Pasifik.
Dengan kolaborasi pemerintah provinsi, pemerintah kota, dan masyarakat lokal, acara ini diharapkan menjadi katalis perubahan untuk perlindungan ekosistem laut, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. “Mari bersama-sama merajut masa depan lautan kita untuk generasi mendatang,” tutup Andrei Angouw. (Donny /*)