Refleksi Natal 2025
Oleh : Efraim Lengkong Ketua KPL GMIM Karunia, Waka KPL Wilayah Malalayang Timur Manado
NyiurNews.com ━ “Damai Natal” Perang Dunia Pertama 1914, di Front Barat menjadi sejarah dimana pada Malam Natal 1914, tentara Inggris, Prancis, dan Jerman keluar dari parit mereka, bernyanyi bersama, bertukar hadiah, bahkan bermain sepak bola, menunjukkan momen kemanusiaan yang luar biasa di tengah kengerian perang sebelum kembali bertempur karena perintah atasan dan sifat perang yang semakin brutal.
Sejak kecil saya selalu menganggap Natal sebagai waktu yang baik. Waktu yang penuh kebaikan, kedamaian, pengampunan, saling berbagi kasih “dermawan”
Dan yang paling menyenangkan ketika “pria dan wanita, kelompok – kelompok keluarga, “denominasi” antar golongan saling membuka hati mereka yang tertutup dengan bebas.”

“Refleksi Natal 2025 mengingatkan kembali pada esensi kasih, solidaritas, dan perubahan hati, sebagaimana digambarkan dalam pesan klasik A Christmas Carol.”
Manado, Sulawesi Utara merupakan serambi kota Daud. Natal 2025 kali ini, bagi umat Kristiani khususnya, hadir di tengah riuh rendah disrupsi politik, sosial, dan budaya yang semakin serakah
Di bulan Desember 2025 Indonesia baru saja diterpa bencana. Sumatra Utara dan Aceh, lumpuh total. Disisi lain dibulan Desember ruang publik terus dipenuhi silang isu yang mengusik psikopatologi politik antara elit, civil society, dan warganet yang responsnya kerap lebih cepat dari pada penanganan isu kereta cepat atau bandara IMIP di Morowali.
Di serambi kota Daud diterpa silang pendapat, saling tuduh pro dan kontra tentang putusan hakim terkait dana hibah, yang menghancurkan pilar agama, juga ditahannya tokoh pendidikan “Prof E K” dan kawan – kawan akibat dugaan korupsi di Universitas Samratulangi merobohkan pilar pendidikan di serambi kota Daud
Di ufuk timur serambi kota Daud, ketua PN Bitung diduga sengaja meloloskan pencairan dana konsinyasi milyaran rupiah yang masih dalam penyelidikan di kepolisian terkait dugaan Sertifikat palsu.
Dalam pusaran ini, kita diajak sejenak menepi, menyalakan lilin refleksi spiritual, dan kembali pada semangat Natal.
Novel Charles John Huffam Dickens, “A Christmas Carol” (1812–1870) diterbitkan di London UK pada 19 Desember 1843 oleh Chapman & Hall
Menceritakan sosok tokoh “Ebenezer Scrooge”, sebagai orang tua yang kikir, dingin, dan tidak memiliki rasa kasih.
Namun kunjungan roh Natal “, merubah, “Ebenezer Scrooge”, untuk bercermin pada luka, kebahagiaan, keegoisan yang berakhir pada kehampaan hidup. Roh Natal berlaku dari Masa Lalu, Masa Kini, dan Masa Akan Datang”
Roh Natal, merubah Scrooge dari seorang yang menutup diri menjadi pribadi yang penuh kasih, dermawan, dan siap berbagi.
Esensi kisah “Ebenezer Scrooge”, menjadi gambaran bagi kita “bukan sekadar dongeng Natal”, melainkan merujuk pada kritik sosial, ketimpangan hukum, ekonomi dan moralitas masyarakat Indonesia lebih khusus orang yang tinggal di serambi kota Daud
Bahwa Natal bukanlah pesta konsumsi, melainkan momentum pertobatan, solidaritas, dan pemulihan relasi, untuk kembali pada asal yang suci.
Sejarah Natal dalam Kekristenan, menegaskan bahwa perayaan ini sejak awal bukan hanya liturgi, tetapi juga ekspresi iman dan harapan di tengah dunia yang retak.
Natal 25 Desember 2025 merupakan ajakan kasih untuk umat Kristiani di Indonesia agar tidak larut dalam kegaduhan politik atau trauma bencana semata, melainkan menjadikan Natal sebagai ruang pemulihan “iman, spiritual”.
Momentum Natal memberi kesempatan bagi kita untuk kembali nyalakan lilin solidaritas, mengulurkan tangan kepada yang menderita, dengan pedoman “kasih lebih kuat daripada kebencian”.
Dengan demikian, Natal 2025 bukan sekadar perayaan liturgi, melainkan panggilan untuk menyalakan lilin kasih di tengah bangsa yang hampir kehilangan arah.
Tradisi Kekristenan mengingatkan bahwa Natal adalah tentang perubahan hati, solidaritas sosial, dan harapan yang melampaui segala disrupsi.
Kelahiran Sang Juru selamat Yesus Kristus yang pertama kali diumumkan kepada para gembala, “Lukas 2:11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud,” merupakan “Noel” atau berita suka cita bagi saudara dan saya.
Merry Christmas 25 December 2025 and Happy New Year 01 Januari 2026 “God bless Indonesia”.













