NYIURNEWS.com | Langowan, Sulawesi Utara – Sebuah babak baru dalam sejarah Sulawesi Utara sedang terukir. Harapan yang telah bersemayam selama 25 tahun kini menemukan titik terang: Langowan, tanah leluhur Presiden Prabowo Subianto, bersiap untuk berpisah dari Kabupaten Minahasa dan mengukuhkan dirinya sebagai Daerah Otonom Baru (DOB). Sejarah mencatat bahwa Langowan pernah memiliki posisi strategis dalam pemerintahan kolonial, dan kini, di era kepemimpinan putra daerahnya sendiri, semangat otonomi kembali membara.
Dorongan pemekaran ini bukan sekadar ambisi, melainkan sebuah tuntutan akan keadilan administratif dan kesejahteraan masyarakat. Ketua Panitia Pembentukan Kota Langowan, Jeffry Pay, menegaskan bahwa jika Ibunda Presiden, Dora Sigar, masih hidup, ia pasti bangga melihat perjuangan masyarakat Langowan mencapai puncaknya. Lebih dari sekadar romantisme sejarah, ini adalah perwujudan dari hak masyarakat untuk menentukan nasibnya sendiri. “Kami ingin Langowan menjadi kota yang bersih, transparan, dan terbebas dari korupsi, sebagaimana cita-cita kepemimpinan Prabowo,” tegas Pay.
Dukungan terhadap pemekaran Langowan juga datang dari berbagai elemen, termasuk Ketua DPRD Minahasa, Drs. Robby Longkutoy, MM. Ia menegaskan bahwa perjuangan ini bukan gerakan baru, melainkan aspirasi kolektif yang telah diperjuangkan sejak era reformasi. “Dari aspek administratif, Langowan telah memenuhi syarat. Sekarang tinggal menunggu keberanian politik dari pusat,” ujar Longkutoy.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara pun tak tinggal diam. Sekretaris Provinsi Sulut, Steve Kepel, menyatakan kesiapan penuh untuk mengajukan Langowan ke pemerintah pusat jika moratorium pemekaran daerah dicabut. “Potensi Langowan sangat besar. Kami hanya menunggu momentum yang tepat,” ungkapnya. Dengan sumber daya alam yang melimpah, sektor pertanian yang berkembang pesat, serta posisi strategisnya, Langowan diyakini dapat tumbuh menjadi pusat ekonomi baru di Sulawesi Utara.
Namun, di balik harapan besar ini, ada tantangan yang tak bisa diabaikan. Pemekaran bukan hanya tentang pemenuhan syarat administratif, tetapi juga kesiapan infrastruktur, anggaran, serta stabilitas sosial. Pemerintah daerah harus memastikan bahwa transisi menuju status kota mandiri tidak justru menjadi beban, melainkan solusi bagi kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, kajian akademis dan persiapan matang menjadi keharusan mutlak sebelum langkah final diambil.
Di tengah segala dinamika ini, satu hal yang menjadi harapan besar masyarakat Langowan adalah peran langsung dari Presiden Prabowo Subianto. Sebagai pemimpin negara dan sebagai putra daerah, ia memiliki posisi unik untuk mengangkat suara rakyat Langowan ke tingkat nasional. Janji Prabowo untuk memajukan daerah-daerah yang memiliki potensi besar kini sedang diuji, dan Langowan berharap menjadi salah satu bukti nyata dari janji tersebut.
Sejarah sedang menanti. Langowan berdiri di persimpangan jalan antara masa lalu yang penuh perjuangan dan masa depan yang menjanjikan. Jika langkah ini berhasil, maka bukan hanya Langowan yang akan mencatatkan namanya dalam sejarah, tetapi juga Presiden Prabowo Subianto yang akan dikenang sebagai pemimpin yang membawa kampung halamannya menuju kemandirian dan kejayaan.
Penulis: Donny Liow.
Editor: Novita R.













