Rumah Kopi Gembira Kawangkoan: Ikon Kopi Tradisional Minahasa yang Tak Tergantikan

Avatar photo
Ket foto: Pemimpin Redaksi Nyiur Media Group Donny Liow wawancara Ekslusif dengan Owner Rumah Kopi Gembira pada Sabtu, (21/9/2024). (Foto: kru nyiurnews.com /Jefta T)

Warung Kopi Gembira Kawangkoan, simbol kopi tradisional Minahasa yang unik.

MINAHASA, nyiurnews.com – Indonesia dikenal dengan kekayaan alamnya, termasuk beragam kopi yang tumbuh di berbagai wilayah.

Salah satu kopi tradisional yang terus mempertahankan cita rasa otentiknya adalah kopi dari Rumah Kopi Gembira, yang terletak di Sendangan, Kawangkoan, Minahasa.

Rumah Kopi Gembira didirikan oleh Ipthae Hang pada tahun 1946 dan kini dikelola oleh cucunya, Silvana Soesanto.

Meskipun telah melalui beberapa generasi, kedai kopi ini tetap mempertahankan metode penyajian tradisionalnya, termasuk penggunaan tungku kayu untuk memanggang biji kopi.

Cara ini dinilai mampu menjaga keaslian rasa kopi yang menjadi ciri khas dari kedai tersebut.

Salah satu keunikan dari Rumah Kopi Gembira adalah pemilihan biji kopi.

Silvana Soesanto, yang kini memimpin usaha keluarga ini, mendapatkan biji kopi dari daerah Kotamobagu dan Bolaang Mongondow.

Biji kopi tersebut kemudian disimpan selama lima tahun untuk mendapatkan aroma dan cita rasa yang khas sebelum diproses secara tradisional.

Proses yang sabar ini menghasilkan rasa kopi yang kuat dan kaya, membuatnya berbeda dari kopi lainnya di Sulawesi Utara.

“Metode penyimpanan dan penggunaan tungku kayu adalah warisan yang kami pertahankan agar setiap cangkir kopi tetap memiliki kualitas terbaik,” ungkap Silvana Soesanto.

Rumah Kopi Gembira bukan hanya tempat menikmati kopi, tetapi juga menjadi tempat pertemuan berbagai kalangan.

Pejabat daerah, seperti gubernur, hingga turis mancanegara sering terlihat duduk bersantai sambil menikmati secangkir kopi hangat.

Pengunjung seperti Ibu Fega menyatakan kekagumannya terhadap kopi racikan Silvana yang disajikan bersama Biapong, sejenis kue tradisional Minahasa, serta roti bakar.

Pengunjung lainnya, Jefta Tampi, juga memuji rasa kopi di kedai ini.

“Kopi Gembira punya rasa yang unik, dan ini yang membuat saya selalu kembali ke sini,” ujar Jefta.

Menurutnya, meskipun kedai ini terletak di kota kecil, kelezatan kopinya mampu bersaing dengan kedai kopi modern.

Setiap hari, Rumah Kopi Gembira menjual sekitar 400 hingga 600 gelas kopi, membuktikan betapa populernya kedai ini di kalangan masyarakat Minahasa maupun pengunjung luar daerah.

Berkat eksistensinya yang telah lama dan kualitas yang selalu terjaga, Rumah Kopi Gembira kini dianggap sebagai ikon kuliner di Minahasa.

Pemerintah setempat memberikan apresiasi atas dedikasi keluarga ini dalam melestarikan budaya kopi tradisional.

Meskipun sering dibandingkan dengan kedai kopi internasional seperti Starbucks, Rumah Kopi Gembira menawarkan suasana lokal dengan harga yang lebih terjangkau.

Bagi para pecinta kopi, Rumah Kopi Gembira Kawangkoan merupakan destinasi wajib saat berkunjung ke Minahasa.

Di tempat ini, kopi bukan hanya minuman, tetapi juga bagian dari warisan budaya yang terus hidup di tengah masyarakat.

Dengan kehangatan kopi tradisional, setiap cangkir yang disajikan di Rumah Kopi Gembira akan membawa kegembiraan bagi para penikmatnya. (*Novita)