Amang Tou Taas: Steven Liow, Penggerak Lestari Bahasa Ibu di Minahasa Selatan

Avatar photo

MINSEL, nyiurnews.com – Rabu siang (13/11), Aula Waleta Kantor Bupati Minahasa Selatan berubah menjadi saksi momentum bersejarah ketika Steven Liow, Pjs. Bupati Minahasa Selatan, menorehkan semangat kepada generasi muda. Melalui kegiatan pelepasan peserta Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI), Liow tidak hanya sekadar melepas kontingen Minsel menuju tingkat provinsi, tapi juga dinobatkan sebagai “Amang Tou Taas”—gelar yang disematkan kepadanya sebagai wujud penghormatan atas dedikasinya dalam menghidupkan kembali budaya lokal.

Dengan penuh syukur, Liow memulai sambutannya, “Kita di sini atas berkat Tuhan, karena kita bisa berkumpul untuk memberangkatkan anak-anak hebat kita dalam menjaga bahasa ibu. “Suaranya bergema dengan penuh ketegasan dan ketulusan, mencerminkan jiwa seorang pemimpin yang memahami makna dalam bahasa dan identitas budaya. Dengan nada apresiasi yang mendalam, ia menyampaikan penghargaan kepada jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Minahasa Selatan serta para guru yang tak kenal lelah dalam menjaga kelestarian bahasa ibu.” “Saya merasa bangga menyaksikan bagaimana Dikbud Minsel bersama para guru berjuang mempertahankan budaya lokal yang kita cintai ini,” ungkapnya.

Liow, dengan bijak mengingatkan, bahwa tantangan globalisasi yang terus bergerak cepat dapat membuat generasi muda kian jauh dari akar budaya mereka sendiri. Namun, ia yakin bahwa melalui kegiatan seperti FTBI, Minsel bisa bertahan dan bahkan mengukuhkan identitasnya. “Salah satu ancaman nyata yang kita hadapi adalah hilangnya identitas. Tapi dengan lomba ini, saya yakin Minsel akan terus kuat dan terjaga,” ujarnya. Ia pun berpesan kepada para peserta agar mengutamakan kejelasan dalam setiap penyampaian, baik pidato maupun nyanyian, agar makna yang terkandung tersampaikan kepada audiens.

Penutup sambutan Liow sarat akan optimisme yang menyentuh. Di hadapan peserta dan para guru, ia berharap agar ada upaya lebih serius dalam membina generasi muda yang cinta bahasa ibu. “Ini adalah warisan kita. Ini autentik kita. Melalui anak-anak kita, kita membangun legacy yang tak lekang oleh waktu—generasi yang berbahasa ibu,” pungkasnya dengan penuh keyakinan.

Dengan gelar “Amang Tou Taas” di pundaknya, Steven Liow menjadi simbol inspiratif bagi Minahasa Selatan, membuktikan bahwa kemajuan teknologi tidak berarti harus melupakan akar budaya. Keberangkatannya bersama kontingen FTBI adalah langkah berani yang menunjukkan bagaimana budaya dan pendidikan dapat berjalan beriringan, menciptakan identitas kuat bagi generasi penerus. (Donny L/*)