MANADO | NYIURNEWS.com โ 12 Maret 2025 โ Manado kembali menjadi sorotan nasional dengan kehadiran Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Dr. Bima Arya Sugiarto, yang mengunjungi kota ini dalam rangka kuliah umum bertajuk “Kontribusi Perguruan Tinggi Guna Perbaikan Kualitas Pemilu dan Pilkada di Indonesia” di Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT). Kehadirannya bukan sekadar kunjungan seremonial, tetapi membawa pesan kuat tentang urgensi peran akademisi dalam memperbaiki kualitas demokrasi di Tanah Air. Bagi masyarakat, mahasiswa, dan akademisi yang ingin mengikuti diskusi ini, acara terbuka untuk umum dan akan berlangsung di Aula Rektorat UNSRAT Lantai IV pada pukul 12.30 WITA.
Dalam forum yang berlangsung di Aula Rektorat Lantai IV, Wamendagri menegaskan bahwa revisi Undang-Undang Pemilu dan Pilkada telah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas Tahun 2025. Oleh karena itu, menurutnya, perguruan tinggi harus menjadi garda terdepan dalam menyumbangkan gagasan demi pemilu yang lebih kredibel, transparan, dan berintegritas. “Demokrasi yang sehat bukan hanya urusan pemerintah atau partai politik, tetapi juga akademisi, mahasiswa, dan seluruh elemen masyarakat,” ujar Bima Arya, disambut antusias hadirin.
Namun, kunjungannya ke Manado tidak hanya seputar diskusi akademik. Bima Arya juga memuji pesatnya perkembangan Kota Manado dan Sulawesi Utara secara keseluruhan. Baginya, Manado adalah “cerminan kemajuan daerah yang harmonis antara pembangunan fisik dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.” Pernyataan ini mendapat apresiasi luas, mengingat Sulawesi Utara kini semakin diperhitungkan dalam berbagai aspek, mulai dari ekonomi, pariwisata, hingga politik nasional.
Acara ini turut dihadiri oleh Rektor UNSRAT, Prof. Dr. Ir. Oktovian B.A. Sompie, M.Eng., IPU, ASEAN Eng., serta Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNSRAT, Dr. Ferry Daud Liando, S.I.P., M.Si. Diskusi berlangsung dinamis, dengan beragam perspektif yang menggugah pemikiran para peserta. Dalam kesempatan itu, Dr. Ferry Liando menekankan bahwa era reformasi kepemiluan di Sulawesi Utara harus disambut dengan sikap yang lebih kritis dan analitis, baik oleh mahasiswa maupun masyarakat luas. “Jangan hanya menjadi penonton dalam perubahan demokrasi, tetapi jadilah penggerak utama. Demokrasi yang sehat lahir dari rakyat yang berani bertanya, mengkritisi, dan menuntut transparansi,” tegasnya.
Seiring dengan pembahasan mendalam mengenai reformasi kepemiluan, pertemuan ini diharapkan menjadi pemantik bagi kampus-kampus lain di Indonesia untuk lebih proaktif dalam membentuk demokrasi yang lebih matang dan berkeadaban. Kunjungan Wamendagri ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan sinyal kuat bahwa perubahan besar dalam tata kelola demokrasi sedang berlangsung. Manado dan Sulawesi Utara kini tidak hanya menjadi saksi, tetapi juga pemain utama dalam perjalanan panjang menuju Indonesia yang lebih demokratis dan bermartabat. (Donny/*)













