Sebuah rekaman kamera pengawas memperlihatkan tragedi moral paling memilukan: seorang anak menghantam ibunya sendiri secara brutal demi uang. Peristiwa di Bekasi Timur ini memantik amarah publik dan menggugah nurani bangsa.
BEKASI, NYIURNEWS.COM | 22 Juni 2025 — Rekaman video berdurasi singkat yang viral di media sosial sejak Sabtu (21/6/2025), memperlihatkan pemandangan memilukan—seorang pemuda menghajar ibu kandungnya sendiri tanpa belas kasih. Aksi kekerasan itu terjadi di kediaman mereka, kawasan Perumahan Irigasi, Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, dan telah mengundang gelombang kecaman luas dari publik. Dalam video yang direkam kamera CCTV, pelaku tampak memukul, menendang, dan melemparkan sandal ke kepala sang ibu yang telah jatuh bersimpuh—tanpa sedikit pun ia tergerak oleh jeritan atau tangisan korban yang tak berdaya. Diduga, pemicu aksi biadab ini adalah permintaan uang pelaku yang tidak dituruti oleh sang ibu.

Aparat kepolisian dari Polsek Rawalumbu bertindak cepat. Kapolsek AKP Ririn Sri Damayanti menyatakan bahwa pelaku telah diamankan dan kasusnya kini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota. “Pelaku sudah kami amankan. Kasus kekerasan ini tengah didalami oleh tim PPA,” ujar AKP Ririn dalam keterangannya, Minggu (22/6/2025). Informasi tambahan dari masyarakat menyebut, pelaku ternyata bukan kali pertama menunjukkan perilaku kekerasan. Sebelumnya, ia juga pernah diamankan atas kasus pencurian tabung gas. Fakta ini memperkuat dugaan bahwa pelaku memiliki riwayat perilaku menyimpang yang belum tersentuh pembinaan efektif.
Kecaman publik pun tak terbendung. Kolom komentar di berbagai media sosial dibanjiri kemarahan dan desakan agar pelaku dijatuhi hukuman maksimal. “Ini bukan sekadar kekerasan, ini adalah pengkhianatan terhadap cinta yang paling murni: cinta seorang ibu,” tulis seorang warganet. Tragedi ini menjadi penegasan bahwa kekerasan dalam rumah tangga bukan sekadar persoalan domestik, melainkan bentuk kriminalitas yang menuntut respons hukum tegas dan upaya sosial sistemik untuk mencegahnya. Negara wajib hadir melindungi yang lemah—terutama ketika seorang ibu justru menjadi korban di tangan darah dagingnya sendiri.
✍️ Catatan Redaksi:
Kami menyampaikan empati mendalam kepada korban. Kasus ini bukan hanya soal hukum, melainkan krisis moral dan nilai kemanusiaan. Mari menjadikan tragedi ini momentum untuk memperkuat pendidikan karakter dalam keluarga dan masyarakat. (Om Lole/*)













