Pertemuan melibatkan perangkat desa, LSM, dan tokoh masyarakat untuk membuka fakta di hadapan publik
MINAHASA, NyiurNews.com – Pertemuan yang digelar Ko Achun terkait polemik pemotongan kapal di wilayah tersebut menghadirkan lebih banyak unsur masyarakat dibandingkan pertemuan yang sebelumnya disebutkan dilakukan pihak Ko Sengga. Dalam forum itu, hadir LSM GMPM, hukum tua beserta perangkat desa, BPD, Bhabinkamtibnas, Babinsa, pendeta dan sejumlah majelis, serta masyarakat setempat. Dokumentasi pertemuan ini menjadi salah satu bukti keterbukaan Ko Achun dalam merespons isu yang berkembang beberapa hari terakhir.
Kehadiran para pemangku kepentingan itu sekaligus mematahkan informasi sebelumnya yang menyebutkan bahwa pertemuan Ko Achun hanya melibatkan sedikit orang. Data di lapangan menunjukkan, pertemuan pihak Ko Sengga menurut informasi yang di himpun, diduga hanya dihadiri sekitar enam orang, sementara forum Ko Achun justru melibatkan jajaran pemerintahan desa dan tokoh masyarakat yang lebih luas. Bahkan, pertemuan tersebut turut dihadiri Kumtua setempat dan Bapak John selaku penasehat LSM GMPM, yang memberikan penjelasan dan verifikasi langsung mengenai proses pemotongan kapal.
Melalui pertemuan terbuka itu, Ko Achun berharap publik dapat melihat sikap transparan yang ia tunjukkan dalam menyelesaikan persoalan yang berkembang. Pendekatan inklusif dan melibatkan banyak pihak dinilai sebagai langkah penting meredam kesalahpahaman serta menjaga kepercayaan masyarakat. Dengan demikian, diskusi yang difasilitasi Ko Achun bukan hanya sekadar klarifikasi, tetapi juga komitmen menjaga akuntabilitas di tengah dinamika yang terjadi.
//VIT*
